Selasa, 09 November 2010

selingan

Gunung Merapi

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.











ORANG- ORANG YANG BERWENANG :
Sang Juru Kunci Merapi
Eksistensi gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta tak lepas dari adanya mitos terdapat hubungan khusus antara 'penunggu' Merapi dengan lingkungan kraton Yogyakarta. Kondisi ini diperkuat dengan adanya utusan dari keraton Yogyakarta, untuk menjadi juru kunci (kuncen) Merapi.

Juru kunci yang dimaksud adalah Mas Penewu Surakso Hargo atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Maridjan.

Kini, sang kuncen telah tiada sejak ditemukan dalam kondisi meninggal, Rabu (27/10) lalu di salah satu sudut rumahnya yang porak poranda.

Legenda Gunung Merapi telah ditinggalkan sang kuncen yang selama 30 tahun telah menemaninya. Lalu seberapa penting arti juru kunci di gunung teraktif di nusantara ini.

"Itu penting banget, kalau tidak ada juru kunci para pendaki tidak akan mendapat informasi tentang gunung yang didaki. Kuncen biasanya memberi tahu apa yang dilarang, jalur pendakian, penyelamatan dan lain-lain," kata mantan mahasiswa pencinta alam, Sandi M, yang saat ini menjadi relawan PMI Kabupaten Sleman, saat berbincang dengan detikcom, di posko utama penanggulangan bencana  Merapi di Pakem,
Jalan Kaliuran, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (30/10/2010).

Menurutnya, Mbah Maridjan bertugas menjaga gunung dengan cara menerawang dari pengalaman atau 'ilmu titen', dan menggabungkannya dengan firasatnya yang telah terlatih sebagai warga Merapi sejak kecil.

"Kuncen itukan orang yang sejak kecil sudah hidup di lingkungan Gunung Merapi. Jadi, Mbah Maridjan, simbah sudah titen (hafal) soal gejala gunung Merapi," ujar warga Sleman ini.

Selain memberi petunjuk bagi para pendaki yang ingin mendaki puncak Merapi, tugas Mbah Maridjan yang paling utama adalah memberi informasi kepada penduduk sekitar bila ada aktifitas Merapi yang dirasa membahayakan.

"Kuncen itu selain menjaga gunung juga menjaga masyarakat dilingkungan. Jangan sampai menjadi korban saat Merapi ngamuk. Karena kuncen itu sudah titen betul dengan melihat tanda-tanda yang ada," kata Sandi.

Kuncen yang merupakan anggota abdi dalem, diangkat langsung kraton Ngayogjokarto Hadiningrat untuk mengemban misi berat tersebut. Mbah Maridjan sendiri diangkat menjadi kuncen oleh Sri Sultan HB IX saat itu.

"Sebagai abdi dalem, Mbah juga pasti melayani keluarga kraton bila ingin melakukan ritual di Merapi. Itu tugas lainnya dari juru kunci," kata Sandi.
**Syarat syarat menjadi juru kunci merapi :
Sultan mengatakan, untuk menjadi seorang juru kunci Gunung Merapi itu ada syarat yang harus dilalui.
"Keraton tidak menutup kemungkinan jika abdi dalem lain yang mampu juga memiliki kesempatan untuk menjadi juru kunci Gunung Merapi. Syarat juru kunci itu ada prosedurnya di keraton. Ada abdi dalem yang memenuhi syarat atau tidak atau mungkin keluarganya,"

Sri Sultan Hamengkubuwono  X

Bendara Raden Mas Herjuno Darpito atau Sri Sultan Hamengkubuwana X (Bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengku Buwono X, lahir di Yogyakarta, 2 April 1946; umur 64 tahun) adalah raja Kasultanan Yogyakarta sejak tahun 1989 dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 1998.
  • Anak tertua dari Sultan Hamengkubuwana IX dan istri keduanya, RA Siti Kustina/BRA Widyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum
  • Menikah dengan Tatiek Drajad Suprihastuti/BRA Mangkubumi/GKR Hemas, putri dari Kolonel Radin Subanadigda Sastrapranata, pada tahun 1968.
  • Memiliki saudara antara lain GBPH Joyokusumo, GBPH Prabukusumo, GBPH Yudaningrat
  • Memiliki lima orang putri:
  1. GRA Nurmalita Sari/GKR Pembayun
  2. GRA Nurmagupita/GKR Condrokirono
  3. GRA Nurkamnari Dewi /GKR Maduretno
  4. GRA Nurabra Juwita
Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM.
Penobatan Hamengkubuwono X sebagai raja dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa.
Hamengkubuwono X aktif dalam berbagai organisasi dan pernah memegang berbagai jabatan diantaranya adalah ketua umum Kadinda DIY, ketua DPD Golkar DIY, ketua KONI DIY, Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, Presiden Komisaris PG Madukismo, dan pada bulan Juli 1996 diangkat sebagai Ketua Tim Ahli Gubernur DIY. Pada 2010, bersama dengan Surya Paloh, Sri Sultan Hamengkubuwono X mencetuskan pendirian Nasional Demokra 
Setelah Paku Alam VIII wafat, dan melalui beberapa perdebatan, pada 1998 beliau ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa jabatan 1998-2003. Dalam masa jabatan ini Hamengkubuwono X tidak didampingi Wakil Gubernur. Pada tahun 2003 beliau ditetapkan lagi, setelah terjadi beberapa pro-kontra, sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa jabatan 2003-2008. Kali ini beliau didampingi Wakil Gubernur yaitu Paku Alam IX.
Pada masa kepemimpinannya, Yogyakarta mengalami gempa bumi yang terjadi pada bulan Mei 2006 dengan skala 5,9 sampai dengan 6,2 Skala Richter yang menewaskan lebih dari 6000 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.
Pada peringatan hari ulang tahunnya yang ke-61 di Pagelaran Keraton 7 April 2007, ia menegaskan tekadnya untuk tidak lagi menjabat setelah periode jabatannya 2003-2008 berakhir. Dalam pisowanan agung yang dihadiri sekitar 40.000 warga, ia mengaku akan mulai berkiprah di kancah nasional. Ia akan menyumbangkan pemikiran dan tenaganya untuk kepentingan bangsa dan negara.


AKTIFITAS GUNUNG MERAPI
Semburan Gunung Merapi diperkirakan belum akan berhenti. Berdasarkan hasil pantauan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menggunakan alat dan analisis visual, aktivitas Merapi masih tinggi.
"Kini Merapi berstatus 'awas' karena masih terjadi gempa dan awan panas," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Sri Sumarti.
Balai pemantau gunung itu hingga kemarin masih terus mencatat gempa dan deformasi (penggembungan) tubuh dari lokasi-lokasi yang aman dari amukan wedhus gembel atau awan panas. Mereka juga melarang masyarakat mendekat ke area yang berjarak 10 kilometer dari puncak Merapi. Daerah tersebut ditetapkan sebagai area rawan bencana III. Yang masuk dalam daerah ini adalah hulu sungai di sekitar Merapi sektor selatan, tenggara, dan barat daya. Sungai-sungai yang dimaksudkan adalah Kali Boyong, Kuning, Gendol, Woro, Bebeng, Krasak, dan Bedog.
Menurut Sri Sumarti, bila aktivitas Merapi sudah menurun, statusnya akan diturunkan menjadi siaga atau turun lagi menjadi normal.
Letusan Merapi terjadi mulai 26 Oktober hingga 30 Oktober lalu. Sudah 11 juta meter kubik bahan vulkanik--pasir, batu, dan debu--dimuntahkan dari perut Merapi. Sebagian besar material gunung di perbatasan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengarah ke Kali Gendol di Cangkringan, Sleman.
"(Material itu) masih akan bertambah jumlahnya karena terus terjadi luncuran awan panas dan material vulkanik," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R. Sukhyar, di Yogyakarta kemarin. Tapi ia meminta masyarakat tak khawatir. Kali Gendol, katanya, bisa menampung 18 juta meter kubik material. Kali Opak, yang dekat dengan Kali Gendol, punya daya tampung 8 juta meter kubik.
Guyuran abu vulkanik yang sampai ke Yogyakarta itu sempat membuat warganya cemas. Banyak orang khawatir kondisi udara Kota Gudeg itu bakal membahayakan. Orang pun berebut membeli masker sampai apotek-apotek di sana kekurangan pasokan.
Kecemasan itu ditepis Badan Lingkungan Hidup. Menurut badan ini, kualitas air dan udara Yogyakarta masih aman. Kepala Badan Lingkungan Suyana mengatakan, untuk kualitas air terbuka di alam, kandungan abu sulfatnya (SO2) sekitar 50 miligram per liter, dan air tertutup 30 miligram per liter. Padahal ambang batasnya 400 miligram per liter. "Jadi, masih aman," ucapnya.
Kualitas udara juga dicek di beberapa titik, seperti di Perempatan Pingit, Kelurahan Bener, Perempatan Wirobrajan, Kantor Pos Besar, Parkir Abu Bakar Ali, Pojok Beteng Kulon, dan Perempatan Tungkak. Hasilnya, kandungan sulfat tertinggi 0,12 ppm (satu per sejuta). Angka itu masih di bawah ambang batas 0,34 ppm.
Wali Kota Yogya Herry Zudianto kemarin mengedarkan surat jaminan bahwa Yogya layak wisata kepada seluruh biro perjalanan wisata di sana. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, juga menegaskan bahwa daerah rawan bencana hanya pada radius 10 kilometer. Sedangkan jarak Yogyakarta dengan Merapi 30 kilometer.
 

DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI
**Dampak Negatif
Timbul banyak korban seperti harta benda bahkan dapat menimbulkan korban jiwa
**Dampak Positif
Setelah meletus lava dari guung merapi, dapat menyuburkan tanh di daerah tersebut, Dengan kata lain dapat memberikan keuntungan klepada para petani.